SEPISAUPI                                                                        
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepikau sepi
sepisau duka serisau duri
sepisau sepi sepisaunyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya kedalam nyanyi


                  TAPI
aku bawakan bunga padamu
                                tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
                                tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
                                tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
                                tapi kau bilang mesti
aku bawakan dukaku padamu
                                tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
                               tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
                                tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
                               wah!


BATU

batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu jarum
batu bisu
kaukah iti
           teka
               teki
yang
tak menepati janji?
dengan seribu gunung langit tak runtuh
dengan seribu perawan hati tak jatuh
seribu sibuk sepi tak mati

SOLITUDE

yang paling mawar
yang paling duri
yang paling sayap
yang paling bumi
yang paing pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
Kau!!



JENIS-JENIS PUISI KONTEMPORER

Puisi kontemporer dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

1.     1.  Puisi Tanpa kata
  Puisi ini sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya digunakan titik-   
  titik, garis, huruf, atau simbul-simbol lain.
2.    2.  Puisi Mini Kata
  Puisi ini menggunakan kata dalam jumlah sangat sedikit, dilengkapi simbol lain yang berupa huruf, garis,  
  titik, atau tanda baca lain.
3.     3. Puisi Multi Lingual
  Puisi ini menggunakan beberapa kata atau kalimat dari beberapa bahasa, baik bahasa daerah atau bahasa  
  asing.
4.   4   Puisi Tipografi
  Puisi ini mengutamakan bentuk atau wujud fisik puisi yang  mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan  
  wujud fisik puisi dipandang sebagai salah satu unsur puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna  
  tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.
5. 5     Puisi Supra Kata
 Puisi ini menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkirbalikkan atau penciptaan kata-kata baru yang  
 belum pernah ada dalam kosakata Bahasa Indonesia. Puisi semacam ini lebih mementingkan aspek bunyi  
 dan ritme sehingga merangsang timbulnya suasana magts(cenderung sebagai puisi mantra)
6.  6    Puisi Idiom Baru
  Puisi semacam ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang  
  terdapat didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Tetapi kata  
  tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru dan diberi nyawa baru. Digunakan pula idiom-idiom  
  baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
7. 7     Puisi Mbeling
  Puisi mbeling pada umumnya mengandung unsur humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat  
  unsur kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak mengharamkan penggunaan suatu kata . Semua  
  kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.








Ya Allah
Hamid Jabar

Ya Allah Ya Akbar
              Ya Allah Ya Akbar
                            Ya Allah Ya Akbar
                                          Ya Allah Ya Akbar
                                                              Ya Allah Ya Akbar
                                                                             Ya Allah Ya                                                          Akbar
Sebelum maut itu datang, Ya Allah
Punahkanlah badai raguku



AMUK
Sutarji Calzoum Bachri

ngiau!! Kucing dalam darah dia menderas
lewat dia mengalir ngilu ngiau ngiau dia ber
gegas lewat dalamaortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau bu
kan singa bukan hyena bukan leopard dia
macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia menambah rimba af
rikaku dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tidak mau daging................
..............................................................




















Comments (0)