Ciri-ciri puisi Sepisaupi:
1. Puisi tersebut terdiri dari kata: sepi, pisau, 
    sapa, dll
2. Ketiga kata tersebut yang mewakili penyair 
    dalam mengungkapkan perasaanya.
3. Penggabungan ketiga kata itu menjadi   
    sepisau, sepisaupi, sepisaupa. dan 
    sepisapanya.
4. Arti sepi dan pisau digabungkan menjadi 
    makna sepi seperti pisau menusuk hati.
5. Arti kata sepi digabungkan dengan sapa 
    menjadi makna sapanya dalam sepi itu 
    menusuk dalam hati.
6. Arti kata sepi degan pikul digabungkan 
    bermakna sepikul dosa, sepikul dosa itu 
    terasa berat dan sepi mencekam.
7.Dengan demikian, puisi tersebut bermaksud
   dosa itu menimbulkan derita seperti tusukan 
   duri dan pisau yang membuat sepi terasing.

KELOMPOK KATA(FRASA)
 Frasa atau kelompok kata adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsinya 
Frasa diklasifikasikan berdasarkan jenis kata yang menjadi pembagian inti pembentuknya.

a. Frasa verbal adalah frasa yang intinya kata kerja
    contoh : berjalan cepat
                 berkata benar
                 sedang berjalan

b. Frasa ajektival adalah frasa yang intinya kata sifat
     contoh : merdu sekali
                  aman sejahtera
c. Frasa nominal adalah frasa yang intinya berupa kata benda.
    Contoh:   banyak kemudahan.


d. Frasa pronominal adalah frasa yang intinya kata ganti.
     Contoh :  kamu sekalian
                    kau dan aku

e. Frasa adverbial adalah frasa yang kata intinya kata  keterangan.
     Contoh :  lebih kurang
f. Frasa numeral adalah frasa yang intinya berupa kata
    bilangan
    Contoh:  empat belas

g. Frasa introgatif adalah frasa yang intinya berupa kata 
    tanya.
    Contoh:   apa?

h. Frasa preposisional adalah frasa yang intinya kata 
    depan.
    Contoh :  bagi dia
                   ketika berlibur

Bentuk – Bentuk Frasa
Dilihat dari hubunganya antarkata yang menjadi anggotanya , frasa dapat digolongkan menjadi:


1. Frasa setara (koordinatif) adalah frasa yang unsur-
    unsurnya mempunyai kedudukan setara.


    Ciri-ciri frasa setara adalah
    a.Dapat dihubungkan dg kata penghubung dan,  atau.
          Contoh:   ayah dan ibu, kakek atau nenek
    b. Semua unsurnya berupa pokok kata.
           Contoh: ayah ibu, sawah ladang 
  2. Frasa bertingkat (subordinatif) adalah frasa yang 
      unsur-unsur pembentuknya mempunyai kedudukan 
      tidak setara.

      Ciri-ciri frasa bertingkat:
      a. Tidak dapat dihubungkan dengan kata 
           penghubung :  dan , atau

       b.Salah satu unsurnya merupakan komponen pokok.
          Contoh : sedang membaca
                           buku baru
   Dari kedua frasa tersebut dinamakan frasa endosentris yaitu frasa yang mempunyai distribusi yang sama       dengan salah satu atau semua unsurnya.

  A. Frasa endosentris koordinatif: unsur-unsurnya 
       setara. Contoh : ayah dan ibu/ sedang pergi

  B. Frasa endosentris atributif :Frasa yang mempunyai unsur 
      pusat dan atribut. Contoh: sepatu saya/ hilang

  c. Frasa endosentris apositif: frasa yang memiliki unsur pusat 
     dan aposisi. Contoh : Aminah,anak Pak Lurah/ cantik sekali

   Sedangkan frasa yang tidak mempunyai distri busi yang sama dengan semua unsur maupun salah satu unsurnya disebut frasa eksosentris (tidak memiliki unsur pusat)
 Contoh:    Anak-anak itu/ bermain /di halaman.

Berdasarkan artinya frasa dibedakan:
  a. Frasa biasa.


  b. Frasa idiomatik(ungkapan)


  c. Frasa Ambigu: kalimat yang bermakna ganda
      Contoh :   Lukisan ayah dipajang di ruang tamu.
                      Bermakna lukisan milik ayah , atau lukisan wajah 
                      ayah. 


  d. Frasa Atributif Berimbuhan: adalah Frasa yang unsur 
      perluasanya berimbuhan.
      Contoh : Saya tidak berani berjalan melalui tangga 
                               berjalan


 KAIDAH PENULISAN  HURUF KAPITAL

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
pada:
1. Awal kalimat
     contoh: Ayah pergi ke kantor 

2. Awal petikan langsung
     contoh: Kakak bertanya, “Kapan kalian datang?”
3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,   kitab   
     suci,termasuk kata ganti Tuhan
      contoh: Allah,Yang Mahakuasa, Islam, Al-Kitab, Nya

4. Huruf pertama unsur-unsur nama orang
     Contoh: Sanusi Pane
5. Nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, 
     yang diikuti nama orang
     contoh: Haji Armin Pane. Nabi Adam, Sultan Hasanudin.

     Tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama yang tidak 
     diikuti nama orang.
     Contoh: Ayahnya adalah seorang sultan yang bijaksana
6. unsur nama jabatan, dan pangkat  yang diikuti orang  
     atau nama pengganti orang, instansi, nama tepat.
     contoh: Gubernur Jawa Barat

     tetapi tidak berlaku sebagai huruf pertama nama jabatan 
     dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, 
     instansi(tempat) 
7. Nama bangsa, suku bangsa dan bahasa
     contoh: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris

     tetapi tidak dipakai sebagai huruf pertama nama 
     bangsa, suku dan bahasa pada kata turunan
     contoh: mengindonesiakan kata asing
                    keinggris-inggrisan

8. Nama tahun, bulan,hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
     contoh: bulan Mei, tahun Hijriah, hari Jumat,            
     perang Padri.
9.  Nama geografi
     contoh: Bukit Barisan, Selat Sunda
     tetapi tidak dipakai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama tempat
     Contoh:  menyeberangi selat sejauh 10 km
 
10. Unsur nama negara, lembaga pemerintah dan 
      ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
      contoh:  Undang-Undang Dasar 1945
                   Dewan Perwakilan Rakyat


      tetapi tidak dipakai huruf pertama kata yang bukan nama resmi  negara,
      lembaga pemerintah, dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi
      contoh: menurut undang-undang dasar kita
11. setiap unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat 
      pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanega  
      raan, serta dokumen resmi
      contoh: Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

12. unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan
       contoh:    S.Pd : sarjana pendidikan
                      Dr     : doktor
                      dr     : dokter
                      Prof  : Profesor
                      M.A  : master of art
                      Tn     : tuan
                      Sdr   : saudara
13.Kata penunjuk hubungan kekerabatan, 
      bapak, ibu,  saudara, kakak, adik, dan 
      paman yang dipakai dalam penyapaan  dan pengacuan
      contoh: “Kapan Saudara berangkat?” tanya ayah
14. huruf pertama kata ganti Anda
      contoh: Sudahkah  Anda menandatangani kontrak itu


15. semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)
      di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
       kecuali kata konjungsi untuk yang tidak terletak pada awal kalimat, di, ke, dari, dan,   yang.





IMBUHAN ME(N)
IMBUHAN me(n)– BERFUNGSI MEMBENTUK KATA KERJA (VERBAL).
Dalam pemakaianya, imbuhan me(n)- dapat membentuk Alomorf atau variasi sesuai dengan kata yang diikutinya. Secara umum variasi atau alomorf itu adalah berikut ini


a. Alomorf me
    Alomorf me- terbentuk jika bertemu dengan 
    kata yang berhuruf awal r, w,m, n, ng, ny
    Contoh:    rasa – merasa       wajib – mewajibkan
                    nanti – menanti    nyanyi – menyanyi
b. Alomorf mem
    alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan 
    kata yang  berhuruf awal b, p, f, v
    Contoh:  buru  - memburu      pisah – memisah
                  foto  -  memfoto      vonis – memvonis
    catatan : huruf /p/ mengalami peluluhan


c. Alomorf men
    alomorf men- terbentuk jika bertemu dengan 
    kata  yang berhuruf awal c, d, j, sy, t
    Contoh : catat – mencatat   datang – mendatang
                   tendang - menendang      syukur – mensyukuri
    catatan : huruf /t/ mengalami peluluhan
d. Alomorf meng
    Alomorf meng- terbentuk jika bertemu 
    dengan kata yang berhuruf awal a, i, u, e, o, g,  h, k
    Contoh : asuh – mengasuh   usir – mengusir


e.Alomorf menge
   Alomorf menge- terbentuk jika bertemu 
   dengan kata dasar yang terdiri atas suku kata
   Contoh : cat – mengecat     lap – mengelap


f. Alomorf menye
   Alomorf meny- terbentuk jika bertemu dengan kata 
   yang berhuruf awal s
   Contoh : sapu – menyapu      sikat – menyikat
   catatan : huruf /s/ mengalami peluluhan



  
Fungsi dan arti imbuhan me
a. Melakukan perbuatan
    Contoh : menulis, menyapu, membaca


b. Bekerja dengan alat yang disebutkan pada kata 
    dasarnya
    Contoh : membajak, mencangkul


c. Berlaku atau menjadi seperti
    Contoh : membabi-buta, membatu


d. Menuju ke
    Contoh : mendarat, menepi, mengudara
Kesimpulan
imbuhan me(n) dan alomorf-alomorfnya akan membentuk apa yang disebut dengan KPTS maksudnya bila imbuhan me(n) dan alomorf-alomorfnya bertemu dengan kata yang berawal huruf  k, p, t, s akan mengalami peluluhan.
Contoh :    konsumsi – mengonsumsi
                 pisah        - memisah
                 telaah       - menelaah
                 sapu         - menyapu
Pengecualian
imbuhan me(n) dan alomorf-alomorfnya dalam KPTS tidak mengalami peluluhan bila bertemu dengan kata yang berhuruf awal rangkap(Digraf) dalam kontek kpts.

Coontoh :  kritik    - mengkritik
                 Proses  - memproses
                 traktor  - mentraktor
                 sponsor - mensponsori
Selain imbuhan me(n) dan alomorf-alomorfnya, imbuhan yang lain juga ada, imbuhan ber juga mempunyai alomorf  be dan bel :
a. Alomorf be
    Alomorf be terbentuk jika bertemu kata 
    berhuruf awal /r/ atau akhir suku kata 
    pertamanya berhuruf e, r.
    Contoh :  rias   -  berias
                   kerja -  bekerja

b. Alomorf bel
    Alomorf bel- terbentuk jika bertemu kata ajar
    Contoh : ajar  - belajar

Imbuhan ter
Imbuhan ter juga memiliki alomorf te dan tel.
a. Alomorf te terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal /r/
    Contoh : ter - rawat   -  terawat
                  ter - tutup   -   tertutup


b. Alomorf tel terbentuk jika bertemu dengan kata
    anjur dan antar.
    Contoh : ter – antar – terlantar
Imbuhan pe-an
Imbuhan pe-an juga memiliki seperangkat alomorf, yakni pem-an, pen-an, peny-an, dan penge-an.

Tugas buatkan contoh 10 kata yang menggunakan imbuhan pe-an dan alomorf-alomorf pe-an tsb diatas.masukan dalam kalimat.

BAHAN AJAR

Mendengarkan dan Menanggapi Berita ( Tuturan Langsung )

Anda tentu sering mendengarkan secara langsung informasi dari berbagai sumber, misalnya radio, televise, berita atau cerita yang disampaikan oleh seseorang. Sewaktu Anda mendengarkan berita / informasi tersebut, sebetulnya Anda melalui tahap – tahap sebagai berikut, yaitu tahap mendengarkan (mendengarkan semua yang disampaikan), tahap memahami (keinginan untuk mengerti), tahap menginterpretasi (memahami secara cermat is ujaran / pembicaraan), tahap mengevaluasi (menilai isi pembicaraan), dan tahap merespons (menanggapi isi pembicaraan).

Berita radio, televise, dan berita / cerita yang didengar memiliki isi pokok yang meliputi 5W + 1H, yaitu what (apa), who (siapa), why (mengapa), where (di mana), when (kapan), dan how (bagaimana). Berdasarkan isi tersebut, Anda dapat mengungkapkan rangkuman isi berita / cerita secara cermat dan runtut.

Setelah seseorang mendengarkan berita, terkadang dia memberikan tanggapan. Tanggapan dapat bervariasi, yaitu ada yang setuju, menolak, atau menambahkan pendapat, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam memberikan tanggapan, hendaknya disertai dengan alasan yang logis agar dapat diterima oleh si pemberi berita.



Mendengarkan laporan kegiatan.

              Paparan yang Anda dengarkan itu dinamakan laporan kegiatan, laporan tersebut menjelaskan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah. Dalam menyampaikan suatu laporan harus didalamnya terdapat unsur unsur pentig.

Ada 6 unsur penting yang merupakan unsur utama suatu laporan kegiatan yaitu ,
a.       nama kegiatan
b.      jenis-jenis kegiatan
c.       tempat kegiatan
d.      peserta kegiatan
e.       pelaksanaan kegiatan

dengan memerhatikan ke 6 unsur tersebut maka Anda dapat membuat pokok suatu laporan kegiatan.

Membedakan kalimat fakta dan kalimat opini.
               Kalimat-kalimat laporan tersebut ada yang berupa kalimat fakta dan ada yang berupa kalimat opini atau pendapat. Sebelum Anda menentukan , perlu Anda mencermati pengertian dari masing-masing istilah tersebut,
a.       Fakta adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang benar ada atau benar-nenar terjadi.
b.      Opini/pendapat adalah pikiran atau anggapan seseorang tentang suatu hal.

 Berdasarkan definisi tersebut Anda dapat menetukan mana yang berupa kalimat fakta dan mana yang berupa kalimat opini.

Fakta adalah hal yang merupakan kenyataan,sesuatu yang benar-benar ada,terjadi dan ada buktinya.

Contoh : “Tirakatan Budaya” adalah cara yang diadakan oleh para seniman dan budayawan menjelang detik pergantian abad ke-20, di kompleks Taman Budaya Jaw Tengah, Solo, 2 Desenber 2010.
Dari contoh tersebut dapat menjawab pertanyaan , apa, siapa, kapan, dan dimana peristiwa itu terjadi.

Opini adalah pendapat ,pikiran, atau pendirian seseorang tentang suatu atau  dapat menjawap pertanyaan bagaimana.

Contoh: Bagus sekali isi puisi yang disampaikan WS Rendra pada acara”Tirakatan Budaya” itu.

Dari contoh tersebut menjawab pertanyaan bagaimana.







Konsep dalam bacaan
Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Konsep dapat ditentukan dari pernyataan atau penjelasan yang dikemukakan dalam bacaan.

Contoh:
Seorang memberikan pendapat terhadap karya orang, pendapat yang diberikan berupa hal-hal yang bersifat positif dan negatif terhadap karya tersebut. Tidak hanya terbatas penilaian saja, tetapi juga memberikan penjelasan, saran, yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan sebagai perbaikan untuk karya-karya orang tersebut pada masa yang akan datang. Kegiatan ini disebut kritik.

Konsep yang dikemukakan dalam paragraf tersebut tentang kritik:
Kritik adalah pemberian pertimbangan baik buruk terhadap karya orang lain yang sertai saran-saran yang bersifat membangun terhadap karya tersebut.

Gagasan Utama
Gagasan utama adalah hal yang dibahas atau diungkapkan dalam bacaan. Gagasan diungkapkan dengan kata-kata frasa. Letak gagasan utama diawal paragraf (deduktif) , diakhir paragraf (induktif), atau diawal dan diakhir (deduktif-induktif). Dalam paragraf berjenis narasi dan deskripsi gagasan utama dapat tersebar diseluruh kalimat.

Contoh: 1
Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang dpat dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut, yang lucu, tetapi mengandung unsur pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral. Misalnya kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik terhaadap sesama.

Gagasan utama paragraf tersebut terhadap di awal paragraf (deduktif), yaitu bacaan yang baik untuk anak.

Contoh: 2
Sudah ada ide, tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan persoalan apa yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis. Keringnya pengetahuan terhadap topik yang hendak dikembang. Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar menulis.

Gagasan utama paragraf terdapat di akhir (induktif), yaitu pengalaman belajar menulis.

Judul Bacaan
Pemberian judul bacaan yaitu penanaman terhadap bacaan. Pemberian judul bacaan harus mempertimbangkan isi bacaan. Di samping itu, judul haruslah menarik, mudah diingat, singkat, menggambarkan isi, berupa kata atau frasa.

Yang harus diperhatikan lagi adalah penulisan judul yang benar harus mengaju pada EYD, yaitu menggunakan huruf  awal kapital pada semua kata kecuali konjungsi, judul tidak boleh diakhiri titik.

Contoh:
Dari Desa ke Desa
Anak dan Cita-Citanya

Dari contoh tersebut kata ke ,dan merupakan kata depan dan konjungsi, maka kedua kata tersebut tidak menggunakan huruf awal kapital.

Tanggapan isi bacaan.
Setelah membaca sebuah bacaan, kita sering memberi komentarpositif atau negatif terhadap isi bacaan tersebuut. Pemberian komentar itu disebut tanggapan terhadap isi bacaan. Tetapi sebuah tanggapan haruslah logis.

Contoh
Membaca pemahaman sangat penting dibandingkan dengan kemampuan berbbahasa lainya. Misalnya, kkemampuan mendengarkan sesuatu sangat terbatas jangkauanya seperti waktu, tempat, dan sebagainya. Tetapi, dengan membaca pemahaman dapat dilakukan di mana dan kapan pun, serta dapat dilakukan sewaktu-waktu, serta dengan cepat dapat menangkap isi bacaa

BAHAN AJAR RESENSI CERPEN

Bacalah cerpen berikut !
Buatlah resensi cerpen tersebut untuk sebuah penerbitan surat kabar daerah! Dengan memperhatikan rambu – rambu dan kaidah penulisan resensi yang tepat!

LIPSTIK
Karya : Haryono Soekiran
              
               Semenjak Kang Bejo dilantik menjadi Kadus di Kampung Karangnangka sebulan yang lalu, isterinya mulai menunjukan kelainan. Isterinya menjadi banyak tingkah dan menjadi pergunjingan tetangga dekat. Ternyata tetangga pun mulai menyorot gerak dan tingkah laku isteri Kang Bejo. Wanita itu sudah mulai menuntut baju kebaya dari bahan yang mahal dan tentu sesuai orang kampung, warnanya mencolok dimata.
               ”Kang, sekarang aku harus lain penampilannya,” tutur Parsinah pada saat duduk santai bersama anak di teras rumah.
               ”Maksudmu?”
”Tolong aku dibelikan lipstik.”
”Untuk apa kamu pakai lipstik segala. Toh kamu sudah cantik.”
”Bukan begitu Kang, aku kan sekarang sudah menjadi isteri Kepala Dusun di Desa Karangnangka. Jadi penampilan pun harus menjadi contoh masyarakat sini.”
Kang Bejo diam. Ia mulai menangkap keanehan pada isterinya. Sejak kapan isteriku aneh – eneh begini. Ah, isteriku menjadi asing pikirannya sekarang. Angan Kang Bejo tebang ke langit. Sementara di luar awan putih berarak berganti awan hitam. Awan hitam pekat melekat di jantung Kang Bejo.
”Kok melamun,” sergah Parsinah.
”Ah, enggak.”
”O, ya minggu depan ada undangan rapat dari ketua PKK untuk rapat.”
”Terus?”
”Aku harus sudah memakai lipstick, agar nampak modern.” Parsinah mulai mengutarakan tuntutannya.
Kang Bejo kurang antusias untk menjawab kata – kata Parsinah. Ia sebenarnya bergembira mendapat anugrah Tuhan menjadi Kadus. Tapi kegembiraan itu mulai terganggu ketika isterinya mulai bersikap aneh.
”Apa mesti pakai lipstick, Par,” sergah Kang Bejo.
”Ibu – ibu PKK semuanya pasti memakai lipstik, dan pasti mahal – mahal harganya,” tangkis Parsinah agak tersungut-sungut.
Mbok di tunda dulu ……. ”
”Apa kamu tidak malu, punya isteri kampungan?” Parsinah tambah bersemangat menyerang jawaban – jawaban suaminya.
”Jika aku malu punya isteri macam kamu, tak mungkin kamu dulu saya persunting menjadi isteri.”
Parsinah menghelah nafas dan tidak langsung meneruskan kata – katanya. Pembicaraan mereka terhenti karena anaknya ikut duduk di samping Parsinah. Suasana kaku, Kang Bejo belum menerima isterinya menggunakan lipstik saat ini sementara Parsinah belum puas atas jawaban suaminya.
Semula Kang Bejo tidak terpikirkan kalau jabatan Kadus menjadikan Parsinah menuntut lipstik agar nampak cantik. Gejolak pertentangan batin Kang Bejo membenturi tembok rumah yang terbuat dari ayaman bamboo. Terbuat dari kayu jati dan berternit ayaman kuit bamboo. Bagi orang kota rumah Kang Bejo adalah pemandangan yang menarik.
Rapat Ibi – ibu PKK Desa Karangnangka dipimpin oleh Ibu Kepala Desa. Suasana kekeluargaan terpancar jelas. Mereka bercerita tentang panen yang sebentar lagi akan tiba. Atau menceritakan anak – anak mereka yang sudah mulai besar dan akan melanjutkan sekolah ke kota. Kebetulan Parsinah ditunjuk oleh ketua PKK sebagai sekretaris.
Pertama kali mendengar tunjukan itu, parsinah agak bingung dan grogi, mengingat pengalaman belum banyak disbanding ibu – ibu PKK lain. Tapi berangsur – angsur Parsinah bisa menempatkan diri dan menyesuaikan suasana.
Jabatan sekretaris PKK sudah selayaknya diterima Parsinah mengingat suaminya adalah Kadus. Tanpa sadar Parsinah memperhatikan seluruh ibu – ibu PKK dari cara bicara sampai cara mereka mengenakan pakaian. Rasa rendah diri hadir sering mengganggunya walau seketika itu Parsinah mengusirnya.
Lama – kelamaan mata Parsinah tertuju pada bibir ibu – ibu PKK.
Astaga. Mereka ternyata sudah bergincu semua. Lipstick mereka pasti harganya mahal.
”Apa aku sanggup membelinya?”bisik Parsinah. Hati Parsinah semakin rebut dengan pemikirannya sendiri melihat penampilan bibir – bibir itu.
Matahari sudah mulai rebah kepayahan di ufuk barat. Lampu – lampu di kampong Karangnangka mulai menyala. Kampung itu belum ada listrik sehingga lampu dari minyak tanah dan petromak menjadi pemandangan rutin.
Jangkrik bersaut-sautan seirama kunang – kunang  bersliweran kian kemari. Hiburan alam di kampung selain musik alam adalah bunyi radio.
Hampir semua rumah di Kampung Karangnangka membunyikan radio bila malam tiba. Siaran gending Jawa adalah acara yang banyak diminati penduduk.
Seperti halnya keluarga Kang Bejo, malam itu suara gamelan sayup – sayup mengalun dari radionya. Di depannya ada segelas kopi kental campur gula jawa. Nikmat sekali nampaknya.
”Kang, kapan sawah kita bisa dipanen? ”
”Ya seminggu lagi barangkali.” Kang Bejo menjawab seraya membetulkan kain saung sambil menghirup kopi kentalnya.
”Akan kita jual, atau akan kita simpan padi nanti, Kang.”
”Maksudnya?” sela Kang Bejo.
”Padi itu kalau sudah panen untuk apa?”
”Ya untuk makan keluarga kita.”
”Dimakan semua? Kan ada sisanya?” lanjut Parsinah
”Sisanya bisa untuk membeli bahan atau pupuk buat persiapan menanam padi selanjutnya.” Kang Bejo berusaha menjelaskan.
”Apa boleh aku punya usul, Kang,” Parsinah mulai menuju sasaran.
”Usul apa ….” Kang Bejo mulai datar menjawab pertanyaan Parsinah.
”Belikan lipstik biar aku tak malu bila ada pertemuan. Aku lihat di pertemuan dulu, para ibu – ibu sudah menggunakan lipstik semua. Dan pasti lipstiknya mahal – mahal. Apa kamu tidak malu isterimu tidak memakai lipstik?” kata-kata Parsinah meluncur tidak terbendung.
Kang Bejo terkesiap. Diam. Kangen dan sejuta pikiran membadai di otak.
”O, jadi itu arah pembicaraanmu?!” Kang Bejo inginmenjerit. Tapi  tak bisa mengeluarkan kata-kata itu karena sudah menjadi consensus bahwa keluarganya tidak boleh bertengkar dihadapan anak.
Tapi rupa – rupanya bibit pertengkaran it uterus hinggap di otak Kang Bejo. Ia bingung dan takut.
Kang Bejjo gelisah. Ia biarkan kegelisahan itu menggelandang hatinya. Suara gending Jawa di radio tak mampu meredakan suasana hatinya. Suara itu justru mencabik – cabik dan memekakkan telinganya.
Di teras, laki – laki itu masih dengan pikirannya sendiri. Parsinah isteriku sudah mulai berubah. Lipstik ternyata kebutuhan yang tak bisa ditundanya. Kang Bejo masih diam di kursi. Matanya menatap kosong.

Dikutip dari : Suara Merdeka


BAHAN AJAR

Mendengarkan dan Menanggapi Berita ( Tuturan Langsung )

Anda tentu sering mendengarkan secara langsung informasi dari berbagai sumber, misalnya radio, televise, berita atau cerita yang disampaikan oleh seseorang. Sewaktu Anda mendengarkan berita / informasi tersebut, sebetulnya Anda melalui tahap – tahap sebagai berikut, yaitu tahap mendengarkan (mendengarkan semua yang disampaikan), tahap memahami (keinginan untuk mengerti), tahap menginterpretasi (memahami secara cermat is ujaran / pembicaraan), tahap mengevaluasi (menilai isi pembicaraan), dan tahap merespons (menanggapi isi pembicaraan).

Berita radio, televise, dan berita / cerita yang didengar memiliki isi pokok yang meliputi 5W + 1H, yaitu what (apa), who (siapa), why (mengapa), where (di mana), when (kapan), dan how (bagaimana). Berdasarkan isi tersebut, Anda dapat mengungkapkan rangkuman isi berita / cerita secara cermat dan runtut.

Setelah seseorang mendengarkan berita, terkadang dia memberikan tanggapan. Tanggapan dapat bervariasi, yaitu ada yang setuju, menolak, atau menambahkan pendapat, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam memberikan tanggapan, hendaknya disertai dengan alasan yang logis agar dapat diterima oleh si pemberi berita.

BAHAN AJAR

BERBICARA

PIDATO DAN MEMBERIKAN KOMENTAR

Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi secara monolog. Proses komunikasi dalam berpidato lebih bersifat satu arah sebab hanya seorang yang berbicara, sedangkan yang lain sebagai pendengar. Pidato adalah pengungkapan pikiran dengan kata – kata yang ditujukan kepada orang banyak, untuk menyampaikan pendapat atau gagasan.
Agar gagasan mudah ditangkap pendengar, pembicara harus membuat kerangka pidato lebih dulu. Secara garis besar kerangka pidato dibagi atas tiga bagian sebagai berikut :

1.   Pendahuluan
Bagian pendahuluan ditujukan untuk mempersiapkan pendengar, baik emosi maupun pikirannya untuk menerima sesuatu yang akan dikemukakan pembicara.

2.   Isi
Pidato berisi gagasan pokok yang akan disampaikan pembicara. Pengembangan isi pidato harus sejalan dengan tujuan pidato.

3.   Penutup
Bagian penutup pidato merupakan kunci keseluruhan is pidato. Bagian ini biasanya berupa rangkuman, pernyataan ulang tujuan khusus, atau berupa seran untuk membangkitkan semangat.

Beberapa hal yang perlu dilakukan pada saat menyimak pidato sebagai berikut.
1.      Menyimak isi pidato dari awal sampai akhir. Hal ini dilakukan agar penyimak dapat menangkap keseluruhan gagasan, pendapat, atau pesan yang disampaikan pembicara.
2.      Menyimak isi pidato dengan cermat dan teliti. Bila perlu, penyimak dapat mencatat hal – hal penting yang disampaikan dalam pidato. Hal tersebut dilakukan untuk membantu penyimak mengingat kembali gagasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan dalam pidato.
3.      Dengan menyimak pidato secara cermat, diharapkan penyimak pidato dapat memahami isi pidato sehingga dapat memberikan komentar terhadap gagasan, pendapat, dan pesan pidato.

Kegiatan memberikan komentar berarti memberikan tanggapan atas suatu gagasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan oleh orang lain. Oleh karena itu, komentar yang diberikan hendaknya mudah dipahami dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Selain itu, komentar yang diberikan harus disertai dengan alasan yang logis dan meyakinkan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan agar komentar dapat dipahami dengan baik sebagai berikut :
1.      Komentar dikemukakan dalam uraian yang tersusun dengan baik.
2.      Komentar harus terarah pada sasran yang diinginkan, jelas, menarik, dan meyakinkan.
3.      Kalimat dan pilihan kata yang digunakan hendaknya tepat dan mudah dipahami.
4.      Bila perlu, komentar dapat dilengkapi dengan fakta yang relevan